SUMBER DAYA INSANI
A. Sumber Daya Manusia dalam Islam
1. Pengertian Sumber Daya Manusia dalam Persfektif Islam
Sumber Daya Manusia dalam perspektif Islam yaitu mempunyai sifat keislaman serta dapat menjujung tinggi nilai ke islaman.
Adapun ciri emosional dan spritual Sumber Daya Manusia (SDM) bermutu adalah yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
a. Amanah
Amanah merupakan unsur penting dan menentukan akan berhasil dan tidaknya seseorang dalam berusaha dan beramal, serta berhasil dan tidaknya suatu bangsa dalam mempertahankan dan melestarikan hidup. Dalam kehidupan sehari- hari banyak kita saksikan adanya perbedaan yang nyata antara orang yang bersifat amanah dengan orang yang suka berkhianat. Orang yang bersikap amanat atau jujur selalu menjadi tempat kepercayaan, dihormati dan disegani. Sedangkan orang yang bersikap khianat atau curang selalu dibenci dan dikucilkan dalam pergaulan. Sebagai akibat dari dua sikap yang saling bertentangan itu, terlihat bahwa orang yang bersifat amanah selalu berhasil dalam berusaha. Sedangkan, orang yang bersifat khianat selalu mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.
b. Meyakini urgensi dan menyeru kepada kebajikan (amar ma’ruf nahi munkar)
Amar ma'ruf nahi munkar (al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil- mun'kar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya adalah wajib.
Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan (kekuasaan) jika dia adalah penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah selemah- lemahnya iman seorang mukmin.
c. Berpikir positif
Berpikir Positif diawali dengan sebuah keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan bahwa dirinya mampu. Keyakinan yang mengatakan bahwa diri beliau “bisa”. Jika Anda melihat diri Anda “bisa”, maka Anda akan “bisa”. Jika Anda melihat diri Anda akan menghasilkan, maka Anda akan menghasilkan. Jika Anda tidak bisa melakukan hal seperti ini, maka Anda masih dikuasai oleh pikiran negatif.
d. Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya. Pendisiplinan adalah usaha usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Pendisiplinan bisa jadi menjadi istilah pengganti untuk hukuman ataupun instrumen hukuman dimana hal ini bisa dilakukan pada diri sendiri ataupun pada orang lain.Disiplin merupakan sikap yang wajib ada dalam diri semua individu. Karena disiplin adalah dasar perilaku seseorang yang sangat berpengaruh besar terhadap segala hal, baik urusan pribadi maupun kepentingan bersama dan untuk memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam mengerjakan apapun, maka dibutuhkan latihan dengan kesadaran dari dalam diri akan pentingnya sikap disiplin sehingga menjadi suatu landasan bukan hanya pada saat berkerja, tetapi juga dalam berperilaku sehari-hari.
e. Empati, peka terhadap perasaan orang lain
Pengertian Empati adalah proses kejiwaan seseorang individu larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka, dan seolah-olah merasakan atupun mengalami apa yang dirasakan atau dialami oleh orang tersebut. Empati merupakan kelanjutan dari sikap simpati, yaitu perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya itu.
Integrasi yang tinggi dan memiliki etos kerja.
integrasi tinggi dan memiliki etos kerja dicontohkan dalam sebuah riwayat berikut :
Telah bercerita Ibrahim bin Musa dikabarkan pada kita Isa bin Yunus dari Tsaurin dari Khalid bin Ma’dan Diriwayatkan dari al-Miqdam ra : Nabi Saw pernah bersabda, “tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud as, makan dari hasil keringatnya sendiri”(HR. Bukhari)
f. Ahli di bidangnya
Ahli dibidangnya merupakan suatu kualifikasi khusus apabila suatu manusia mengerjakan yang bukan pada bidangnya biasanya pekerjaan tersebut tidak akan mencapai dengan apa yang diinginkan. Oleh karena itu manusia harus yang ahli pada bidangnya agar semua pekerjaan sesuai dengan apa yang diinginkan.
g. Taggung jawab
Seorang pemimpin harus memiliki sifat bertanggung jawab atas apa yang telah dikerjakan sehingga seorang pemimpin tersebut disukai serta tidak memiliki rasa kurang percaya diri terhadap apa yang akan dilakukan.
h. Menghargai orang lain
Menghargai orang lain merupakan salah satu contoh yang signifikan, dan disukai oleh semua manusia. Seorang manusia harusnya mempunyai sifat ini dan tidak tabu dalam kritikan tidak gila kehormatan serta pujian. Mereka tidak menerapkan ilmu aji mumpung maupun keberuntungan melain mempunyai suatu proses untuk mencapai suatu yang diinginkan.
i. Inisiatif dan kreatif
Inisiatif dan kreatif merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh manusia dalam melakukan suatu pekerjaan agar dapat mengembangkan suatu pekerjaan.
B. Potensi Dasar Manusia
Jika kita mau merenung, sebenarnya ketika kita diciptakan, Tuhan pasti tidak akan membiarkan hamba-Nya hidup dalam
kesengsaraan dan penderitaan. Maka dari itulah Tuhan membekali manusia dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya. Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), ruhani (spiritual), dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya. Semua itu tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya. Ketiga potensi tersebut saling menunjang dan melengkapi,
tetapi dari ketiga komponen itu, potensi spiritual dan akal memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan, sebab dari kedua potensi itulah manusia akan tahu kemana akan melangkah, apa yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan. Potensi fisik hanya menunjang kedua potensi tersebut agar lebih
sempurna, walau peranannya juga tidak bisa disepelekan.
Banyak orang yang mengeluh ketika dikaruniai fisik yang kurang sempurna. Mereka merasa seakan-akan hidupnya tidak berguna. Akhirnya mereka menjadi orang-orang yang berputus asa dan menjadi beban bagi orang lain. Mereka melupakan potensi akal dan spiritual yang dikaruniakan Tuhan. Dalam sejarah kehidupan manusia, ada banyak orang-orang yang luar biasa, mereka dikaruniai keterbatasan fisik, tetapi justru dengan itulah mereka dapat menghasilkan prestasi yang mengagumkan. Mereka menjadikan keterbatasan mereka sebagai
motivasi untuk meraih prestasi tinggi. Namun harus disadari bahwa potensi yang dimiliki manusia semuanya ada batasnya, jika Allah
menghendaki pasti semua dapat berubah sesuai dengan kehendak-Nya. Kewajiban manusia yang pokok ialah senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt. dalam segala aspek kegiatannya.
Secara umum, macam-macam potensi manusia adalah sebagai berikut.
1. Potensi fisik, merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan dan diberdayakan untuk berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Potensi fisik berfungsi sesuai dengan jenisnya. Contohnya, mata untuk melihat, kaki untuk
berjalan, telinga untuk mendengar, dan sebagainya.
2. Potensi mental intelektual (intelectual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak
belahan kiri). Potensi ini berfungsi, antara lain menganalisis, menghitung, merencanakan sesuatu, dan sebagainya.
3. Potensi sosial emosional (emotional quotient), merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak
belahan kanan). Potensi ini berfungsi, antara lain untuk mengendalikan amarah, bertanggung jawab, motivasi, kesadaran diri, dan sebagainya. Emotional quotient (EQ) lebih banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan lingkungan.
4. Potensi mental spiritual (spiritual quotient), merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang
berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar (bukan hanya mengetahui nilai, tetapi menemukan nilai). Dengan SQ
manusia dapat muncul sebagai makhluk yang utuh secara intelektual, emosional, dan spiritual. Cara pengungkapan SQ adalah melalui pendidikan agama dan pendidikan budi pekerti.
5. Potensi ketangguhan (adversity quotient), merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri kita
yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi. AQ merupakan salah satu faktor spesifik
sukses (prestasi) seseorang karena mampu merespons berbagai kesulitan dengan baik. Dengan AQ, berarti seseorang telah
mampu mengubah rintangan menjadi peluang.
C. Kerja Komitmen Kesuksesan
Sebagai manusia yang hidup bersosialisasi dan menjalani kehidupan bermasyarakat maka memiliki pekerjaan sebagai rutinitas setiap hari akan di miliki setiap orang.
Bekerja merupakan suatu kewajiban agar kita bisa mendapatkan uang, saat bekerja kita akan dibebani pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita persoalan yang terkadang muncul adalah tidak selesainya pekerjaan yang di bebankan kepada kita. Tidak selesainya pekerjaan menyebabkan berbagai persoalan kita bisa di marahi atasan, kita akan menjadi stres terbebani pikiran, bisa jadi karir kita juga terhambat akibat tidak baiknya pekerjaan yang kita lakukan karena tidak selesai.
Pekerjaan tidak selesai bisa disebabkan berbagai faktor dimana mungkin tidak fokus, banyak pekerjaan sehingga tidak tahu mana yang diprioritaskan, terkadang juga kurangnya semangat dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Agar persoalan tidak selesainya pekerjaan tidak menimpa kita sebaiknya sebelum memulai pekerjaan apapun, pastikan kita membulatkan tekad dalam hati untuk berkomitmen dan bekerja keras dalam menyelesaikan pekerjaan kita.
1. Komitmen
Komitmen harus kita tanamkan dalam diri kita di awal sebelum memulai sesuatu, sikap setia terhadap organisasi tempat kita bekerja atau perjanjian dalam diri kita untuk menyelesaikan apapun yang menjadi pekerjaan kita harus betul-betul tertanam kuat dalam diri kita.
Komitmen akan memunculkan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri kita, sehingga jika kita sudah ambil dan pegang sebuah pekerjaan maka akan kita berusaha untuk menyelesaikannya.
Komitmen menjadi hal penting karena dengan komitmen yang kuat maka akan muncul keinginan bekerja keras.
D. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah suatu dorongan secara psikologis kepada seseorang yang menentukan arah dari perilaku (direction of behavior) dalam organisasi dan tingkat usaha (level of effort) serta gigih dalam menghadapi suatu masalah (level of persistence).
Motivasi kerja adalah pendorong dalam diri seseorang untuk berperilaku dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepadanya.
Berikut ini indikator motivasi kerja yang dapat memengaruhi kinerja karyawan secara langsung, antara lain:
1. Daya Pendorong
Daya pendorong adalah naluri untuk menggerakkan seseorang agar mampu berperilaku secara tepat dalam mencapai tujuan. Cara yang digunakan oleh setiap individu pun pasti berbeda-beda sesuai dengan latar belakang kebudayaan dan kebiasaan.
2. Kemauan
Kemauan adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena pengaruh dari luar, seperti orang lain atau lingkungan. Kemauan ini merupakan bentuk reaksi akibat adanya tawaran dari pihak lain.
3. Kerelaan
Kerelaan adalah sebuah bentuk persetujuan atas permintaan dari orang lain. Kebiasaan ini sering terjadi di dalam perusahaan ketika terdapat karyawan yang ingin membantu temannya bekerja padahal seharusnya bukan dia yang mengerjakan pekerjaan tersebut.
4. Membentuk Keahlian
Membentuk keahlian menjadi suatu bentuk proses dari pembentukan. Perlu proses untuk membentuk keahlian agar mendapatkan kemampuan dalam suatu bidang ilmu tertentu. Bila seseorang sudah memiliki keahlian, sebaiknya keahlian itu terus diasah agar semakin kuat dan terampil.
5. Membentuk Keterampilan
Membentuk keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan berbagai pola tingkah laku yang kompleks, tetapi tetap tersusun rapi.
Indikator ini tidak hanya mencakup gerakan motorik setiap individu saja, tetapi juga dari sisi mental yang dapat dicapai atau tidak.
6. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah akibat lebih lanjut dari pelaksanaan kewajiban yang diemban oleh setiap karyawan.
7. Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu hal yang wajib dilaksanakan oleh setiap karyawan. Kewajiban ini harus dikerjakan dengan optimal.
8. Tujuan
Tujuan menjadi tahap akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan agar dapat memberikan hasil kerja terbaik.
E. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja adalah ukuran perbandingan kualitas dan kuantitas dari seorang tenaga kerja dalam satuan waktu untuk mencapai hasil atau prestasi kerja secara efektif dan efisien dengan sumber daya yang digunakan.
Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas, di antaranya adalah:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun nonformal.
Keterampilan memberikan kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan.
Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.
2. Keterampilan (skill)
Keterampilan merupakan kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan.
Skill diperoleh melalui proses belajar dan berlatih serta berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan bersifat teknis.
Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai, diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.
3. Kemampuan (abilities)
Salah satu faktor yang memengaruhi produktivitas kerja adalah kemampuan. Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai.
Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan.
Dengan demikian, apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi pula.
4. Sikap (attitude)
Attitude merupakan suatu kebiasaan yang memiliki pola. Apabila pegawai memiliki kebiasaan baik, hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula.
Sebagai contoh, seorang pegawai yang memiliki kebiasaan tepat waktu, disiplin, akan berbanding lurus juga dengan perilakunya.
5. Perilaku (behaviors)
Sesuai yang sudah dijelaskan sebelumnya, perilaku berasal dari attitude atau sikap seseorang. Sikap yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik juga. Dengan perilaku yang baik, produktivitas kerja akan tercipta dengan efisien.
F. Berhijrah
Dalam mencari rizki kita hatus bertebaran keseluruh dunia artinya tidak hanya menetap di kampung halaman saja. Dengan hijrah
ke seluruh dunia kita akan mendapat pengalaman-pengalaman baru dan
meningkatkan rasa syukur kita kepada sang Maha Kuasa dengan mengagumi maha karya alam dunia ini dengan segala sumber daya
alam, kebudayaan dan ilmu yang semuanya itu telah diciptakan oleh Allah.
Mencari kebahagiaan hidup harus dibarengi usaha kita untuk selalu dekat dengan sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT, dengan begitu kita akan mendapatkan falah kemenangan hidup di dunia dan akhirat.
G. Berubah
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berfikir dinamis dan kreatif ditengah kehidupan bermasyarakat. Ini tercermin dari misi setiap muslim yaitu melaksanakan amal saleh merupakan aktivitas setiap muslim dengan dasar iman. Gerakan aktivitas ini akan mendorong setiap muslim untuk mengadakan perubahan secara positif dimana ia tinggal demi terbentuknya kebaikan dan kemaslahatan dengan tujuan yang satu yakni mencari keridhoan dari Allah SWT.
Memberi rahmat dan perubahan bagi kebaikan yang ada di sekitar, dapat dilakukan dengan menggunakan segenap kemampuan
yang kita miliki. Misalnya saja bagaimana seorang dokter yang berusaha untuk selalu memotivasi semua warganya untuk menjalani
gaya hidup sehat agar terhindar dari berbagai penyakit, seorang guru
yang dengan gigih membagi ilmu kepada masyarakat, semua umat muslim yang berusaha memakmurkan kehidupan beragama yang ada di lingkungannya misalnya dengan mengadakan pengajian-pengajian rutin, ceramah-ceramah, mengajar anak-anak agar bisa mengaji, seorang
pengusaha mengangkat derajat warga sekitar dengan memberikan pekerjaan sehingga kehidupan perekonomian suatu masyarakat
membaik.
Jadi pada prinsipnya kita harus berdiri pada kaki sendiri dengan semangat untuk hidup lebih maju. Bekerja keras dengan kemampuan yang kita miliki. Tidak hanya berpangku tangan (menjadi benalu) kepada orang lain. Dengan berusaha menjadi seorang umat yang bisa menjadi rahmat, mendorong perubahan positif dimanapun dia berada.